Analisis Program Edukasi Berbasis Desain dan Kreativitas untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Dusun Talang Tanjung

 Analisis Program Edukasi Berbasis Desain dan Kreativitas untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Dusun Talang Tanjung


Ivan Adipradana, Raihan Geraldi, Rosyid Aziz Dilli P, Muhammad Azzam

Program S2 Desain, Fakultas Industri Kreatif, Telkom University



PEMIKIRAN DESAIN & METODE PENELITIAN (FGK6AAB6-REGULER)

Dr. Drs. Didit Widiatmoko Soewardikoen M.Sn

19 Februari 2025

Abstrak

Pendidikan di Dusun Talang Tanjung, yang dihuni oleh Suku Talang Mamak, masih menghadapi berbagai keterbatasan sarana dan prasarana, serta kurangnya pengajar dengan metode pembelajaran yang kurang efektif. Program Sapa Sekolah menjadi inisiatif dalam meningkatkan akses pendidikan melalui berbagai pendekatan, salah satunya dengan desain dan kreativitas. Analisis ini bertujuan untuk membentuk pembelajaran inovatif yang mengintegrasikan prinsip desain produk kreatif. Sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa serta kualitas pendidikan di daerah terpencil. Dengan pendekatan yang melibatkan interaksi aktif, eksplorasi lingkungan, dan metode pembelajaran berkebudayaan. Program ini terbukti meningkatkan motivasi belajar siswa serta membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan program ini memerlukan dukungan kolaboratif dari pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta sehingga dapat memberi dampak jangka panjang.


Keywords: Pendidikan, Dusun Talang Tanjung, Desain produk, Kreativitas, Budaya


Pendahuluan

Talang Mamak yaitu adalah Suku terpencil yang berada di Kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Indragiri Hulu, Riau. Mereka sebagai salah satu dari bentuk kebudayaan yang masih ada sampai sekarang yang dimana mereka saat ini memerlukan perhatian mengenai beberapa sektor, salah satunya yaitu pendidikan untuk anak anak Suku Talang Mamak. Pendidikan sebagai cara utama dalam membangun sebuah bangsa, terutama di daerah terpencil sekalipun. Namun, kualitas pendidikan di salah satu desa yang dihuni oleh Suku Talang Mamak yaitu Dusun Talang Tanjung seringkali terhambat oleh beberapa faktor, seperti mengenai sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar dan metode pembelajaran yang kurang efektif untuk diterapkan di daerah terpencil.


Gambar 1. Pemberian Peralatan Sekolah

Dalam hal ini terdapat satu program yang telah berjalan sebelumnya yaitu Sapa Sekolah. Sapa Sekolah merupakan sebuah program inisiatif dari Komunitas Relawan Muda Caraka yang telah berlangsung sejak tahun 2014.  Salah satu inisiatif yang dapat mendukung pencapaian SDGS 4 adalah Program Sapa Sekolah (menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif, berkualitas, serta menjamin kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua). Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil melalui pendampingan belajar, pemberian motivasi kepada siswa, serta penyediaan sarana pendidikan. Dengan pendekatan berbasis komunitas, program ini mendorong keterlibatan relawan dan masyarakat dalam memperkuat ekosistem pendidikan yang berkelanjutan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Pendekatan baru untuk menciptakan partisipasi aktif anak Suku Talang Mamak dan pengembangan potensi yang ada. Adanya program edukasi berbasis desain dan kreativitas dapat menjadikan solusi yang inovatif dan pembelajaran berbasis proyek ke dalam metode pembelajaran yang akan diberi.

  1. Fenomena

Proses pembelajaran yang telah ada di sekolah darurat untuk anak Suku Talang Mamak masih dilakukan dengan cara yang konvensional, seperti melalui pendekatan pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Oleh karena itu siswa menjadi pasif, kurang termotivasi dan tidak mengembangkan keterampilan kreativitas yang penting untuk menghadapi tantangan di era modern.


  1. Urgensi

Pendidikan di daerah terpencil, seperti di SDN 016 Kelas Jauh Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menghadapi banyak kesulitan dalam mengakses fasilitas pendidikan yang layak. Sekolah ini merupakan sekolah darurat dengan keterbatasan sarana dan prasarana, seperti kurangnya ruang kelas yang memadai, minimnya alat bantu belajar, dan terbatasnya tenaga pengajar yang berkualitas. Selain itu, akses menuju sekolah juga sangat sulit karena letaknya yang terpencil, yang menyebabkan anak-anak kesulitan untuk menjangkau tempat belajar dengan baik. Kondisi ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi masyarakat setempat dalam memperoleh pendidikan yang setara dengan daerah lain, sehingga program seperti Sapa Sekolah sangat penting untuk membantu meringankan masalah ini.


  1. Teori

Gambar 2. Teori Relevan yang Dibuat dari Kumpulan Kerangka Teori


  1. Cognitive Phenomena of Style and Creativity

Desain adalah proses penting dalam kehidupan manusia karena bertujuan untuk menemukan solusi yang memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Setiap proyek desain membutuhkan pemikiran mendalam untuk menghadapi tantangan yang ada. Menurut Chan (2022: 14). Desain adalah proses yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dan menyelesaikan masalah. Setiap proyek desain melibatkan banyak variabel, dan desainer akan mempertimbangkan semua faktor ini untuk menemukan solusi terbaik.

Mendesain membutuhkan proses berpikir kognitif yang kompleks. Menurut Chan (2022:22), berpikir adalah kemampuan manusia untuk memproses informasi, sementara kognisi adalah faktor yang mengatur proses tersebut. Kognisi desain berkaitan dengan cara berpikir untuk menciptakan produk yang menarik, fungsional, dan dapat dijual. Gaya dan kreativitas muncul sebagai hasil dari kognisi desain dan bisa dikenali melalui ciri-ciri umum dalam produk desain.



  1. Creativity in design - how designers gather information in the "preparation" phase

Cara berpikir desainer dimulai dengan memahami masalah yang ada, mencari inspirasi, dan menggabungkan ide-ide untuk menghasilkan solusi yang sesuai serta memiliki nilai estetika. Menurut Mougenot, Bouchard, & Aoussat (2007), desainer mencari inspirasi dengan mengakses berbagai sumber, seperti majalah dan internet.  

Ketika mencari ide, desainer biasanya memilih gambar atau materi visual yang dapat memicu kreativitas mereka. Jika diberikan arahan atau panduan desain, mereka cenderung fokus mencari gambar yang sesuai dengan tema atau tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya, jika penjelasannya tentang mobil, mereka akan mencari gambar yang berhubungan dengan desain mobil atau elemen yang menggambarkan perasaan atau konsep yang ingin diterjemahkan dalam desain.


  1. Research on Creativity Model of Creative Product Design Based on Twenty-four Solar Terms 

Desain produk kreatif yang terinspirasi dari warisan budaya Tiongkok pada musim matahari. Tujuannya adalah untuk menggabungkan kreativitas dengan warisan budaya tersebut melalui desain produk yang inovatif. Menurut Wentao dan  Zhuopeng (2021), Metode lima langkah Stanford Design Thinking digunakan untuk mengkaji dan memperbaiki desain produk budaya, mencari masalah, dan mendapatkan ide baru. Singkatnya, ini menjelaskan bagaimana ilmu desain mendasari peningkatan kreativitas pada desain yang terinspirasi oleh produk budaya sehingga menghasilkan desain yang lebih inovatif.

Hasil dan Pembahasan

Program Sapa Sekolah untuk anak anak Suku Talang Mamak mencerminkan prinsip-prinsip kreativitas yang digunakan dalam desain produk budaya. Program Sapa Sekolah untuk anak anak Suku Talang Mamak juga berhasil meningkatkan motivasi siswa dalam belajar melalui metode interaktif seperti sesi edukasi, permainan edukatif, dan pembagian donasi. Tantangan pertama yang dihadapi saat melaksanakan program ini yaitu pada akses menuju lokasi yang sulit dijangkau menjadi hambatan utama bagi relawan. Selanjutnya yaitu keterbatasan fasilitas pendidikan di sekolah tujuan masih menjadi tantangan besar yang perlu perhatian lebih lanjut.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan satu dampak pada akademik saja, tetapi juga berdampak pada hubungan sosial antara relawan, siswa, guru, dan masyarakat setempat. Relawan mendapatkan ilmu baru tentang kondisi pendidikan di daerah Dusun Talang Tanjung, Indragiri Hulu, Riau yang ada di daerah terpencil, sementara masyarakat merasa lebih dihargai dan didukung dalam meningkatkan pendidikan.

Program ini terbukti efektif dalam meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil, khususnya di SDN 016 Dusun Talang Tanjung, Indragiri Hulu, Riau. Program ini membutuhkan keberlanjutan pendidikan melalui partisipasi aktif masyarakat setempat. Sehingga diharapkan kerjasama dari masyarakat sekitar atau relawan terkait monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitas program serta dampaknya dalam jangka panjang.

Rekomendasi yang diperlukan untuk program selanjutnya yaitu pengembangan program ke daerah lain yang mengalami kondisi serupa. Kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta dapat ditingkatkan untuk mendukung fasilitas pendidikan yang lebih baik. Pelatihan yang didapat masyarakat lokal harus tetap dipelajari sehingga program ini bisa terus berjalan meskipun tanpa kehadiran relawan.

  1. Temuan

Program sapa sekolah untuk anak-anak suku talang mamak sukses berkat kolaborasi antara Relawan Muda Caraka, Rumah Kreatif Pekanbaru, Dompet Dhuafa Riau, serta komunitas lokal seperti Pramuka Kwarcab Indragiri Hulu. Kegiatan ini juga mendapat dukungan sponsor, termasuk transportasi yang disediakan oleh Komunitas TLCI Chapter 2 Riau.

Program ini sejalan dengan konsep kreativitas dalam desain yang dibahas dalam jurnal "Research on Creativity Model of Creative Product", terutama dalam pendekatan Design Thinking. Pengembangan pada program ini terdapat dalam metode pembelajaran yang lebih inovatif, seperti penggunaan teknologi sederhana pada pembelajaran di daerah terpencil. Hasil desain produk kreatif yang terinspirasi dari warisan budaya contohnya berupa gantungan kunci gambus. Pembuatan desain produk kreatif tersebut bertujuan memperkenalkan alat musik tradisional kepada anak anak dan generasi keberlanjutan.

A close-up of a card

AI-generated content may be incorrect.

Gambar 3. Desain Gantungan Kunci Gambus

Sesuai dengan penjelasan produk kreatif di dalam buku “Research on Creativity Model of Creative Product Design Based on Twenty-four Solar Terms”  bagaimana ilmu desain mendasari peningkatan kreativitas pada desain yang terinspirasi oleh produk budaya tak benda, sehingga menghasilkan desain yang lebih inovatif.

  1. Pembahasan

Program Sapa Sekolah 9 bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah terpencil melalui pendampingan belajar, motivasi siswa, serta penguatan sinergi antara relawan dan masyarakat. Program ini sejalan dengan konsep kreativitas dalam desain yang dibahas dalam jurnal "Research on Creativity Model of Creative Product", terutama dalam pendekatan Design Thinking.

Dalam jurnal kreativitas, terdapat lima tahap utama dalam pemikiran desain: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas program Sapa Sekolah dalam memberikan solusi inovatif terhadap tantangan pendidikan di daerah terpencil dan sesuai dengan konsep dalam jurnal kreativitas, yang menekankan pentingnya mendefinisikan tujuan dengan jelas sebelum merancang solusi desain atau program inovatif.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa program Sapa Sekolah untuk anak anak Suku Talang Mamak mencerminkan prinsip-prinsip kreativitas yang digunakan dalam desain produk budaya. Pendekatan pada teori Design Thinking membantu program ini menjadi lebih terstruktur, inovatif, dan berdampak nyata bagi pendidikan di daerah terpencil.

Beberapa pelajaran penting dari studi ini meliputi empati dan pemahaman kontekstual sangat penting dalam merancang solusi pendidikan. Lalu pendekatan kreatif berbasis interaksi dan eksplorasi lingkungan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Ada pun kolaborasi antara relawan, komunitas, dan pemerintah harus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan program. Serta evaluasi berkala diperlukan untuk meningkatkan dampak program dan mengadaptasi strategi baru.

Sebagai rekomendasi kesimpulan, kedepannya program Sapa Sekolah dapat:

  1. Menerapkan model berbasis pemikiran desain lebih sistematis dalam setiap edisi program kedepannya.

  2. Mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif, seperti penggunaan teknologi sederhana dalam pembelajaran di daerah terpencil.

  3. Membuat produk kreatif berupa gantungan kunci gambus untuk memperkenalkan alat musik tradisional kepada anak anak dan generasi keberlanjutan.








Referensi 

Chan, C. S. (2022). Cognitive phenomena of style and creativity. DepArch Journal, 1(2), Autumn 2022.


Mougenot, C., Bouchard, C., & Aoussat, A. (2007). Creativity in design - How designers gather information in the "preparation" phase. International Association of Societies of Design Research, 2007.


Li, W., & Li, Z. (2022). Research on creativity model of creative product design based on twenty-four solar terms. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 634, 305-310. Atlantis Press 2022.


Tim Jurnalistik Sapa Sekolah 9, Jurnal Kegiatan Sapa Sekolah 9: Menjangkau Pendidikan di Pelosok Negeri, Komunitas Relawan Muda Caraka, 2025.










Akar Permasalahan

Permasalahan utama dalam pemerataan pendidikan di daerah terpencil adalah terbatasnya akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai. Sebagai contoh, di SDN 016 Kelas Dusun Talang Tanjung, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, keterbatasan jumlah guru dan minimnya fasilitas seperti ruang kelas yang layak serta akses terhadap buku pelajaran menyebabkan proses belajar-mengajar tidak optimal. Banyak sekolah di wilayah terpencil yang masih kekurangan guru, buku, serta infrastruktur yang layak, sehingga proses belajar-mengajar menjadi tidak optimal. 

Selain itu, minimnya keterlibatan masyarakat dan kurangnya dukungan dari berbagai pihak menyebabkan kesulitan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta keterbatasan ekonomi masyarakat juga menjadi faktor penghambat dalam pemerataan pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan solusi berkelanjutan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi hambatan tersebut.


Problem Statement

Merujuk pada akar permasalahan tersebut, digunakanlah metode 4W yang melibatkan What, Why, Who, dan Where untuk kita bisa memahami permasalahan dari semua sudut pandang sehingga nantinya akan ditemukan rumusan masalah yang tepat untuk bisa disolusikan pada tahapan berikutnya.


  1. What - Apa permasalahan utamanya?

Permasalahan utama yang dihadapi adalah terbatasnya akses terhadap pendidikan berkualitas di daerah terpencil. Banyak sekolah yang kekurangan tenaga pendidik, infrastruktur, serta sumber daya pembelajaran yang memadai.


  1. Why - Mengapa ini menjadi masalah?

Pendidikan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan dalam kualitas sumber daya manusia. Faktor seperti kondisi geografis yang sulit, keterbatasan ekonomi, dan minimnya dukungan dari berbagai pihak semakin memperburuk situasi ini.


  1. Who - Siapa yang terdampak?

Anak-anak di daerah terpencil, tenaga pendidik, dan masyarakat sekitar adalah pihak yang paling terdampak. Kurangnya akses pendidikan yang layak menghambat perkembangan potensi anak-anak dan mengurangi kesempatan mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.


  1. Where - Di mana permasalahan ini terjadi?

Permasalahan ini terjadi di daerah-daerah terpencil dan marginal di Indonesia, terutama di wilayah yang memiliki keterbatasan infrastruktur pendidikan dan akses teknologi.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi yang paling efektif dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Dusun Talang Tanjung untuk mencapai SDGs 4. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret bagi komunitas, dan pihak-pihak lainnya dalam meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil.

Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengaruh keterbatasan akses terhadap tenaga pendidik, infrastruktur, dan metode pembelajaran terhadap kualitas pendidikan di Dusun Talang Tanjung?

  2. Apa saja faktor yang menyebabkan kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah terpencil khususnya di SDN 016 Dusun Talang Tanjung?

  3. Bagaimana Program Sapa Sekolah dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam mendukung pemerataan akses pendidikan sesuai dengan target SDGs 4?


Tujuan Penelitian

  1. Menganalisis dampak keterbatasan akses terhadap tenaga pendidik, infrastruktur, dan sumber daya pembelajaran terhadap kualitas pendidikan di SDN 016 Dusun Talang Tanjung.

  2. Mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah terpencil di Dusun Talang Tanjung.

  3. Mengkaji bagaimana program Sapa Sekolah dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam mendukung pemerataan akses pendidikan sesuai dengan target SDGs 4.

Comments